Friday, April 6, 2012

Komisi Persiapan Lapang

2 April 2012 menjadi sejarah bagiku karena pada hari itu aku menjalani ujian Komisi Persiapan Lapang.  Ini adalah forum pertemuan mahasiswa dan seluruh promotor dalam mempersiapkan collecting data.  Alhamdulillah. 
Setelah tiga bulan efektif uber-uber promotor, direvisi sana-sini, ditanyai, diiterogasi, akhirnya aku boleh ambil data.  Meskipun begitu, tetep saja aku ragu... Apa memang begini orang yang meneliti?  ragu dan terus mencari dan mencari.
Kesan saat ujian sih, sudah gak parah-parah amat.  Prof Made sudah tidak terlalu menggebu "memarahi" aku.  Mungkin aku sudah ada perkembangan kali.  Ingat waktu Kualifikasi dan Proposal dulu, beliau mengatakan "jelek"  waduh, berarti masih buannyaak kurangnya.  Sidang komisi kemarin aku menerima masukan yang sangat2 berharga dari semua promotor.  Semua memperkaya wawasanku.  Sekarang problemnya tinggal bagaimana menuangkannya dalam tulisan.  Wes pokok'e Alhamdulillah.  I've got one step ahead.

Wednesday, March 21, 2012

Sejauh ini....

Duh...aduh...
Disertasiku ...
Sudah beberapa teman lulus.  Aku ambil data aja belum boleh... he..he...  (ketawa kecut). 
Kalo dianalisis (cie....soalnya ini masalah penelitian), ini karena aku memang sudah telat sejak awal.  Teman-teman sudah maju ujian proposal, aku tenang-tenang aja macul di Perbanas.  Belum lagi, pake ikut program Sandwich tiga bulan.  Praktis disertasi macet. Rasain... sekarang ditinggal teman-teman.
 

Saturday, January 21, 2012

Masak di Brisbane

Kukira, masak memasak juga perlu dipelajari kalau kita tinggal di luar negeri.  Temenku Jeng Wita, katanya dapat ilmu tambahan yaitu masak praktis dalam kondisi kepepet.  Gimana gak kepepet.  Kalau nuruti marung (makan di warung) seperti di Indonesia, bisa jebol kita.  Makanya, good or bad, harus masak sendiri.

Inilah karya sederhana kita sewaktu di Brisbane.  Makanannya tidak melulu makanan "Barat", pindang pun bisa kita produksi disana.



Friday, November 18, 2011

Sandwich Activity 2011

Tanpa banyak kata, ini akan menjadi kenanganku sekian tahun mendatang.  Ku upload foto kegiatan agar mengingatkanku pada pengalaman manis di University of Queensland Brisbane





Thursday, September 29, 2011

Adult Learning

Sekian hari tidak posting laporan.  Perjalanan menikmati suasana baru, sekolah baru selalu menyenangkan.  Setelah sekian lama terobsesi untuk bisa sekolah ke LN, rasanya, the dream comes true.  So Excited. Setiap perjalanan meskipun menggemporkan kaki dinikmati betul.  
Sejak dari Bandara Juanda, ke Jakarta, ke kantor DIKTI yang jaraknya hampir sejam dari Sukarno Hatta semua pasti minta tambah jalan kaki.  Ini gambar kehebohan kami saat lapor di DIKTI


Setelah selesei urusan dengan DIKTI, Bu Nanis minta antar beli kamera.  Kesimpulannya, barang elektronik memang di Jakarta lebih murah dibanding di Surabaya.  Ya sudah lah rejekinya bu Nanis.  Gimana enggak, kamera merk sama, dengan tipe yang lebih tinggi harganya lebih murah.  Perjalanan dilanjut ke Metro, ha..ha  dasar IRT (ibu rumah tangga).   Mall tidak pernah lepas dari ingatan.  Nih gambarnya

Lho, ini mau sandwich apa mau shopping? Lihat tuh kreseknya guedhe...

Tuesday, August 30, 2011

H-14

Gak hanya Iedul Fitri aja yang menggunakan istilah H-.  Keberangkatanku juga ku hitung.  Efektif 14 hari lagi aku berangkat.  Agak deg-degan, agak berat mikir akan meninggalkan anak-anak tapi juga excited karena akan merasakan pengalaman baru.  ih norak ya!!!
Btw, ini memang sedang Iedul Fitri.  Pas.  Tadi pagi Ais dan Ayahnya Sholat Fitri.  Aku tidak karena memang masih M, sementara itu Idho, ikut Iedul Fitri besok, karena ia memilih tinggal di rumah Bude.  Gpp.  Perbedaan bikin meriah.  Hari ini, menurut Muhammadiyah sudah 1 Syawal, sementara pemerintah baru menetapkan besok.  Jadinya, Iedul Fitri kami sepi deh.  Siang-siang begini kami masih santai, internetan.  Males masak juga, gak tahu nih mau makan apa nanti.
Ngomong-ngomong soal makanan, buat persiapan ke Aussie aku sudah siapkan super bubur, bumbu rawon, bumbu nasi kuning, bumbu rendang, masing-masing cuma satu.  Buat cadangan dan tombo pengen aja barang kali sewaktu-waktu kangen. Karena katanya aturan membawa cairan adalah max 100 mm, kemarin aku beli sampoo, sabun cair, semua kemasan kecil aja.  Bukan karena takut bawa yang besar tapi karena yang kecil aja menurutku cukup, karena aku jarang mandi..he...he...
Sampai sejauh ini, visa sudah terbit, tiket internasional sudah issued.  Alhamdulillah.
Yang harus kulakukan setelah hari raya ini adalah,
  1. pamitan kepada semua profesor promotor
  2. Ambil SPPD di mbak Yani dan Paspor di Mbak Lely (thanks alot to both of them)
  3. Perbaharui SIM (Waduh ini harus, udah terlambat, kemarin waktu mau memperbaharui ternyata bahan bakunya habis katanya)

Friday, August 12, 2011

Siap-siap ke Aussie untuk Program Sandwich

Alhamdulillah, aku dan tiga teman sekelas mendapat beasiswa program sandwich like ke Aussie.  Sayangnya kami tidak satu kota.  Terpaksa kami pisahan.  Meskipun demikian, dalam reservasi tiket, kami ngeyel agar dapat satu pesawat untuk masuk ke Aussie lewat Sydney.  Baru disitu kami akan berpisah menuju kota tujuan masing-masing.
Kalau ditanya, apa persiapannya??? Wuah... banyak.  Baik persiapan administrasi berkaitan dengan penerimaan beasiswa itu sendiri, maupun persiapan berkaitan dengan apa yang akan dibawa dan yang lebih penting adalah persiapan mental dan kemampuan diri sendiri dalam menghadapi kehidupan baru di LN.
Sampai saat ini, kami sudah mengurus visa, meskipun belum selesai, mengurus reservasi tiket, cari penginapan, cari asuransi dan mengajukan permohonan dana talangan.  
Dana talangan ini penting karena ditakutkan dana dari DIKTI terlambat turun, sementara kami harus segera berangkat.  Ini dialami oleh peserta sandwich tahun lalu.  Beruntung Universitas Brawijaya bersedia memberi dana talangan.
Kami juga bersyukur, ternyata uni kami sangat bijak karena bersedia memberi talangan.  Kami dapat info dari uni lain (yang tidak perlu disebut namanya) tidak bersedia memberi talangan.  Katanya, kalau mau pergi ke Aussie dengan beasiswa sandwich ya harus menggunakan dana sendiri dulu, kalau perlu jual kambing. 
Hah... untuk memulai program ini, selain persiapan biaya hidup kira-kira satu bulan, kita juga harus bayar bench fee sekitar AUD 4,000.  Kalau harus jual kambing ya harus kambing sekandang atau sekandangnya, baru bisa bayar. 
Sekali lagi Alhamdulillah, kami dapat dana talangan.  Double alhamdulillah karena aku pribadi dapat dua dana talangan dari uni maupun dari STIE Perbanas Surabaya.  Paling tidak, cukup buat memulai program dengan mantabs tanpa khawatir kelaparan di tempat jauh.